Minggu, 27 Desember 2015

KAJIAN ETNOLINGUISTIK

Description: F:\1\hitam-putih.jpg
 
LEKSIKON-LEKSIKON PADA PROSES PEMBUATAN RUJAK TEPLAK DI DESA BALAMOA KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL
(KAJIAN ETNOLINGUISTIK)
 
 
 
 
 
 
Oleh
Anik Sasi Kirana 2601413055
Rombel 4
 
 
 
 
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
 

BAB I
PENDAHULUAN
 
  1. LATAR BELAKANG
    Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam kebudayaan yang dimiliki masing-masing daerah. Salah satu yang menjadi kebanggaan dari bangsa Indonesia adalah memiliki makanan khas dari masing-masing daerah. Indonesia bisa dikatakan sebagai tempat “surganya kuliner”. Di Indonesia makanan khas biasanya menjadi makanan pendamping dalam sebuah acara atau tradisi yang diadakan oleh sebuah desa. Seiring perkembangan jaman, makanan khas kurang populer di masyarakat karena dengan lunturnya tradisi sebagai media untuk memperkenalkan makanan khas sudah mulai jarang dilakukan.
    Saat ini makanan khas di masing-masing daerah sudah jarang dibuat, namun justru dibuat oleh daerah lain untuk menarik minat masyarakat di daerah tersebut. Hal ini tidak boleh berlangsung terus menerus agar makanan khas daerah masing-masing tetap dilestarikan dan nikmati para pencintanya. Di daerah Tegal khususnya, banyak beraneka macam makanan yang sangat digemari oleh masyarakat sekitar dan sampai saat ini masih banyak dibuat. Salah satu makanan yang sangat digemari adalah rujak teplak. Perbedaan rujak ini dengan rujak lain adalah pada sambalnya. Keunikan yang terdapat pada rujak teplak ini menjadi ciri khas makanan yang dimiliki oleh masyarakat Tegal.
    Penulis melakukan observasi mengenai proses pembuatan rujak teplak yang ada di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. Proses pembuatan rujak teplak ini terdapat banyak leksikon yang tidak semua orang mengerti arti dari leksikon tersebut. Oleh karena itu, digunakan kajian etnolinguistik untuk membahas mengenai makna leksikal yang ada dalam proses pembuatan rujak teplak di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. Etnolinguistik merupakan ilmu tentang bahasa yang mengkaji tentang berbagai macam kebudayaan.
  2. RUMUSAN MASALAH
    Dalam makalah ini, terdapat rumusan masalah yang dapat dikaji yaitu apa saja leksikon yang terdapat pada proses pembuatan rujak teplak di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
  3. MANFAAT PENULISAN
    Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu bahasa terutama kajian linguistik, dalam hal ini berupa kajian etnolinguistik mengenai leksikon-leksikon yang ada dalam proses pembuatan makanan. Manfaat penulisan penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah lain yang masih berhubungan dengan bidang bahasa khususnya sosiolinguistik.
  4. LANDASAN TEORI
    Makanan merupakan salah satu karya budaya masyarakat (Timbul Haryono: 2013) Makanan menurut fungsinya dapat digolongkan menjadi makanan pokok, makanan sambilan, makanan jajanan, makanan untuk peristiwa khusus, dan makanan untuk berbagai keperluan upacara (Moertjipto dkk, 1993:39). Makanan pokok merupakan makanan yang dimakan sehari-hari untuk mencukupi keperluan tubuh agar manusia bisa tetap hidup dan sehat. Sedangkan, makanan sambilan dan jajanan merupakan makanan yang berfungsi sebagai selingan makanan pokok. Makanan pokok dan makanan jajanan serta makanan sambilan memiliki fungsi dan peran sebagai unsur penyajian pada peristiwa khusus dan keperluan upacara.
    Etnolinguistik adalah ilmu yang mengkaji sistem bahasa dalam perspektif kebudayaan. Etnolinguistik disebut juga Linguistik Antropologi atau Antropological Linguistics yang merupakan kajian bahasa dan budaya sebagai sub bidang utama dari Antropologi (Duranti, 1997). Sejalan dengan itu, Richards, Platt, Weber (1990:13) mengemukakan bahwa linguistik antropologi adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
     
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
 
Skripsi yang berjudul “Nama Makanan Kecil dalam Bahasa Jawa” oleh Kiswari (2012), kajian etnolinguistik. Penelitian tersebut berisi makanan kecil yang fokus pada kajian etnolinguistik dengan bantuan analisis morfo-semantis. Di dalam penelitian ini sudah mencangkup inventarisasi serta penjelasan makna dan klasifikasi berdasarkan bahan baku. Secara semantis penelitian ini menggunakan analisis komponen makna dan mempunyai hubungan dengan bahan utama, cara memasak, tampilan fisik, rasa, dan fungsi khusus.
Penelitian tentang makanan dengan menggunakan kajian etnolinguistik juga pernah dilakukan oleh Arum Kusumaningtyas (2013) dengan judul “Penggunaan Istilah Makanan dan Jajanan Tradisional pada Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penggunaan istilah makanan dan jajanan tradisional pada masyarakat di Kabupaten Banyuwangi ada yang berbentuk kata dan frasa yang semuanya mempunyai makna.  Makanan dan jajanan tradisional juga terdapat hubungan dengan tradisi yang ada pada masyarakat di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam hal ini, tradisi tersebut sebagian besar dapat ditemukan pada masyarakat Osing dan masyarakat Jawa yang berdomisili di Kabupaten Banyuwangi. Tradisi tersebut di antaranya: tradisi pindah rumah (rumah baru), tradisi lamaran (meminang), tradisi perkawinan, tradisi tujuh bulanan (hamil tujuh bulan), tradisi selapan bayi (kelahiran), tradisi turun tanah, tradisi orang meninggal, tradisi maulid nabi, tradisi bulan suro, tradisi bersih desa, tradisi kebo-keboan. Dasar-dasar penamaan makanan dan jajanan tradisional sebagian berasal dari proses pembuatan, bahan yang digunakan, peniruan bunyi, sifat benda, dan kemiripan benda dengan hal lain yang menyerupai wujud benda tersebut.
 
 
 
BAB III
METODE PENELITIAN
 
Peneliti melakukan penelitian di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif. Peneliti mengobservasi dan mendokumentasikan data-data yang diperlukan. Metode observasi partisipatif, yakni ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diobservasi, dideskripsi, dan dianalisis (Sibarani, 2004 : 54). Peneliti juga melakukan wawancara dengan narasumber sebagai teknik untuk mengumpulkan data-data yang dapat menunjang penelitian etnolingustik ini. Pendekatan etnolinguistik merupakan suatu pendekatan bahasa yang mengkaji mengenai kebudayaan, dalam hal ini adalah penelitian mengenai leksikon dan makna yang terkandung dalam proses pembuatan rujak teplak di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendasarkan dirinya pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur.
 
BAB IV
PEMBAHASAN
 
  1. Makna Leksikon dalam Pembuatan Rujak Teplak di Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
    Leksikon-leksikon yang ada dalam proses pembuatan rujak teplak berupa kata benda dan kata kerja. Kata adalah satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas (Kridalaksana, 2008:110). Kata benda untuk menyebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan kata kerja digunakan untuk menyebutkan jenis pekerjaan yang sedang dilakukan.
    Bahan untuk pembuatan rujak teplak membutuhkan sayuran dan bumbu untuk membuat sambal. Sayuran yang dibutuhkan antara lain kangkung, godhong boled, godhong gandhul, kol, timun, dan pare di Desa Balamoa macam-macam sayuran tersebut sering disebut dengan kluban. Kangkung merupakan tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Godhong boled atau masyarakat lebih mengenalnya dengan nama daun ketela, daun ini paling sering digunakan untuk lalapan. Godhong gandhul atau lebih dikenal dengan nama daun pepaya. Daun ini rasanya pahit, namun dengan cara pemasakan yang benar rasa pahit tersebut bisa berkurang. Daun pepaya dan daun ketela sebagai pelengkap rujak teplak biasanya menggukan daun yang masih muda atau istilahnya enom. Kol merupakan sayuran yang berwarna hijau sangat pucat berbentuk bulat. Sayuran ini banyak ditemukan di daerah pegunungan. Timun merupakan sayuran yang mengandung banyak air dan sangat digemari masyarakat, biasanya menjadi teman lalapan. Pare merupakan sayuran yang terkenal dengan rasanya yang sangat pahit namun tetap digemari oleh sebagian besar orang tua. Pare adalah tanaman yang merambat, buahnya menyerupai mentimun tetapi memiliki kulit yang keriput.
    Proses yang pertama dilakukan adalah merebus semua sayuran atau kluban yang sebelumnya sudah dipisahkan dengan tangkainya atau sering disebut metiki. Metiki berasal dari kata petik yang mendapat ater-ater anuswara N- + imbuhan i. Kata ini tergolong ke dalam kata kerja. Selanjutnya kluban dicuci, masyarakat Desa Balamoa sering menyebut dengan istilah dikumbah. Semua bahan yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam sangan untuk digodhog (direbus). Sangan merupakan alat untuk merebus kluban, sering disebut juga dengan wajan. Waktu yang dibutuhkan untuk merebus kluban kira-kira 10 menit sampai kluban terlihat alum. Alum merupakan kata sifat yang artinya layu.
    Pada proses pembuatan sambal rujak teplak dibutuhkan beberapa bahan antara lain cengis, terasi, kacang, asem kawak, gula Jawa, boled. Cengis merupakan jenis cabe rawit atau sering disebut lombok. Terasi adalah jenis bumbu dapur yang biasanya dibuat dari rebon (udang kecil), fungsinya untuk melezatkan makanan. Kacang yang digunakan untuk membuat sambal biasanya sebelumnya sudah digoreng. Kacang berfungsi untuk memunculkan rasa gurih pada sambal. Asem kawak atau lebih dikenal dengan asem Jawa adalah sejenis buah yang rasanya masam, digunakan sebagai penambah rasa dalam membuat sambal. Gula Jawa digunakan sebagai penguat rasa dalam pembuatan sambal. Boled merupakan sejenis umbi-umbian atau sering disebut dengan ketela. Boled merupakan bahan terpenting dalam proses pembuatan sambal rujak teplak, karena ini merupakan bahan yang membedakan dengan rujak lainnya. Boled yang akan dicampurkan pada sambal sebelumnya sudah direbus. Semua bahan-bahan sambal digerus atau diuleg secara bersamaan.
    Kluban yang sudah matang dan sambal yang selesai dibuat kemudian ditata di atas daun pisang atau sering disebut dengan dipincuk yaitu membungkus makanan dengan daun pisang. Sambal yang akan dicampurkan dengan kluban sebelumnya sudah diejeri atau diseduh dengan sedikit air agar tidak terlalu kental dan rujak teplak siap untuk dihidangkan. Kata rujak teplak ini berdasarkan proses menyajikan sambal ke atas kluban dengan cara seperti orang yang mengeplak karena sambal yang kental dan susah dilepaskan dari sendok.
BAB V
PENUTUP
 
  1. SIMPULAN
    Dari hasil penelitian ini, leksikon yang digunakan dalam proses pembuatan rujak teplak berbentuk kata kerja, kata benda, dan kata sifat yang mendapatkan ater-ater, sufiks, dan infiks. Kata benda untuk menyebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan, kata kerja digunakan untuk menyebutkan jenis pekerjaan yang sedang dilakukan, kata sifat digunakan untuk menyebutkan sifat dari benda yang dibutuhkan.
    Leksikon yang termasuk dalam kata kerja antara lain digodhog, digerus, dipincuk, dan diejeri. Leksikon yang termasuk dalam kata benda antara lain godhong gandhul, godhong boled, boled, kol, asem kawak, gula Jawa, dll. Leksikon yang termasuk dalam kata sifat antara lain alum dan enom. Dasar penamaan leksikon ini berasal dari nama bahan yang digunakan dan proses pembuatan yang sesuai dengan dialek masyarakat Desa Balamoa, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal. 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusumaningtyas, Arum. 2013. Penggunaan Istilah Makanan dan Jajanan Tradisional pada Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi Sebuah Kajian Etnolinguistik. Jember: Universitas Negeri Jember.
 
LAMPIRAN
Description: C:\Users\Windows 8.1\Documents\My Bluetooth\rujak.jpg
 
Description: C:\Users\Windows 8.1\Documents\My Bluetooth\rujak-teplak2.jpg 
 
 
 
 
 
 

 

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


SOAL-SOAL EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

 
1. Judul : Kerikil Tajam Dan Yang Terempas Dan Yang Putus

Perbaikan penulisan judul yang tepat sesuai EYD adalah ...

  1. Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus
  2. Kerikil tajam dan yang terempas dan yang putus
  3. Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus
  4. Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang putus
Jawaban: c. Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus
2. Penulisan judul karangan yang tepat dan sesuai dengan Ejaan Yng Disempurnakan (EYD) adalah ...

  1. Tampil Menarik di Setiap Kesempatan
  2. Tampil Menarik Di Setiap Kesempatan
  3. Tampil Menarik Disetiap Kesempatan
  4. Tampil Menarik disetiap Kesempatan
Jawaban: a. Tampil Menarik di Setiap Kesempatan
3. Penulisan Judul makalah yang tepat adalah ...

  1. Menggali Potensi Diri Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
  2. Menggali potensi diri untuk meningkatkan kepercayaan diri
  3. Menggali Potensi Diri untuk Meningkatkan kepercayaan diri
  4. Menggali Potensi Diri untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
Jawaban: d. Menggali Potensi Diri untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
4. Penggunaan tanda titik (.) yang benar terletak pada kalimat...

  1. Dosen Psikologi Perkembangan bernama Muh Asron.
  2. Jumlah penduduk kota ini mencapai 120.000 jiwa.
  3. Dr Pius Rahardjo sedang memeriksa pasien.
  4. Yth. Bpk. Herry Gunawan
    Jl. Utan Kayu 20.
    Jakarta.
Jawaban: b. Jumlah penduduk kota ini mencapai 120.000 jiwa.
5. Cara penulisan nama dan gelar akademis yang paling tepat terdapat pada kalimat ...

  1. dr. Erinawati. M.SC,
  2. Prof. Dr. Susi Ariyani. M.SC.,
  3. Drs. Ramidjan, M.M
  4. dr. Purnama, M.Kes.
Jawaban: d. dr. Purnama, M.Kes.
6. Penggunaan tanda koma yang tepat terdapat pada kalimat....

  1. Anak itu berpendapat, bahwa soal itu tidak penting.
  2. Anak itu malas, sehingga tidak naik kelas.
  3. Saya tidak akan datang, kalau hari hujan.
  4. Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Jawaban: a. Anak itu berpendapat, bahwa soal itu tidak penting.

7. Penggunaan tanda baca yang benar terdapat dalam kalimat ...

  1. "Saya sangat gembira," kata ayah, karena kamu lulus
  2. "Saya sangat gernbira, kata ayah,"karena kamu lulus
  3. "Saya sangat gembira,"kata ayah karena kamu lulus.
  4. "Saya sangat gembira," kata ayah. Karena kamu lulus.
Jawaban: a. "Saya sangat gembira," kata ayah, karena kamu lulus.
8. Kalimat yang menggunakan tanda baca yang benar adalah ...

  1. Dicari segera: Kepala Pabrik, Kepala Gudang, dan Kepala Administrasi.
  2. Artikel tersebut terdapat dalam majalah GAUNG No. 123 tahun 1925: Hlm. 12 – 14.
  3. Setelah memukul gong, Kepala Negara lalu bertepuk tangan.
  4. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dianggap sama sulitnya dengan mata pelajaran matematika dan fisika.
Jawaban: a. Dicari segera: Kepala Pabrik, Kepala Gudang, dan Kepala Administrasi.
9. Pemakaian tanda baca yang betul terdapat pada kalimat berikut...

  1. Jadi, apa yang harus dilakukan sekarang, adalah segera menyusun program.
  2. Oleh karena itu, perlu dipikirkan antisipasi masa-masa krisis seperti sekarang ini.
  3. Akan tetapi apa yang direncanakan itu, akan tetap berjalan.
  4. Dengan begitu apa yang disampaikan kepada anda, tetap harus diproses malas.
Jawaban: b. Oleh karena itu, perlu dipikirkan antisipasi masa-masa krisis seperti sekarang ini.
10. Pemakaian tanda baca pada kalimat berikut tidak dibenarkan untuk berkomunikasi secara resmi, kecuali...

  1. Memang perlu dan harus diakui oleh semua anggota rapat, bahwa laporan ini disusun hanya berdasarkan data yang tidak memiliki tingkat validitas yang tinggi.
  2. Pegawai yang baru itu sakit, sehingga pagi ini dia tidak hadir.
  3. Apabila hasil penyelidikan yang baru saja dilakukan itu dapat membuktikan kesalahannya, dia harus menerima sanksi.
  4. Kalau hari hujan peserta rapat tidak banyak yang hadir.
Jawaban: a. Memang perlu dan harus diakui oleh semua anggota rapat, bahwa laporan ini disusun hanya berdasarkan data yang tidak memiliki tingkat validitas yang tinggi.
11. Pemakaian tanda baca yang betul terdapat pada kalimat-kalimat di bawah ini, kecuali...

  1. Perjalanan mereka memerlukan waktu 2. 35. 30 jam.
  2. Surat biasa, surat kilat, ataupun, surat khusus memerlukan perangko.
  3. Pasangan baru yang menempati rumah mewah itu memerlukan perabot rumah tangga seperti kursi, meja, dan almari.
  4. Ayah menyelesaikan pekerjaannnya di kamar kerja; sedangkan saya dan adik mengerjakan tugas sekolah di ruang tamu.
Jawaban: b. Surat biasa, surat kilat, ataupun, surat khusus memerlukan perangko.


12. Pemakaian tanda baca yang benar terdapat pada kalimat...

  1. Semua peserta yang tidak membawa kartu peserta, harus melaporkan diri kepada panitia.
  2. C. F. Ratulangi tinggal di Jalan Mawar 5, Pati, Jawa Tengah.
  3. Ia harus pulang sekarang, karena sakit.
  4. Sahabat saya Amin tinggal di Manokwari.
Jawaban: b. C. F. Ratulangi tinggal di Jalan Mawar 5, Pati, Jawa Tengah.
13. Salah satu penulisan tanda baca berikut benar adalah ...

  1. Kata Paman. “Jangan lengah. Perhatikan baik-baik!”.
  2. Kata Paman: “Jangan lengah. Perhatikan baik-baik!”.
  3. Kata Paman, “Jangan lengah. Perhatikan baik-baik!”.
  4. Kata Paman, “Jangan lengah, Perhatikan baik-baik!”.
Jawaban: c. Kata Paman, “Jangan lengah. Perhatikan baik-baik!”.

14. Pemakaian tanda baca yang betul terdapat pada kalimat berikut ...

  1. Jadi, apa yang harus dilakukan sekarang, adalah segera menyusun program.
  2. Oleh karena itu, perlu dipikirkan antisipasi masa-masa krisis seperti sekarang ini.
  3. Akan tetapi apa yang direncanakan itu, akan tetap berjalan.
  4. Sebaliknya; situasi krisis ekonomi sekarang ini, dapat menyediakan kesempatan untuk berkreasi dalam menghadapi kesulitan hidup.
Jawaban: b. Oleh karena itu, perlu dipikirkan antisipasi masa-masa krisis seperti sekarang ini.
15. Penggunaan tanda penghubung (-) yang tepat terdapat dalam kalimat ...

  1. Ani menduduki peringkat ke-12.
  2. Bulan ini akan diadakan musyawarah gubernur se-Indonesia.
  3. Ia harus segera memperpanjang KTP-nya.
  4. Para siswa berkejar-kejaran di halaman.
Jawaban: c. Uang adik dua puluh ribu-an.

16. Pertandingan persija dan persib berakhir Seri. Hal itu membuat para pendukungnya Kecewa. Para pendukung menginginkan idolanya menjadi pemenang Dalam pertandingan tersebut.
Perbaikan penggunaan huruf kapital pada paragraf tersebut adalah...


  1. Persija, Persib, Hal, Kecewa, Dalam
  2. Persija, seri, kecewa, para, dalam
  3. Persib, Seri, Kecewa, Hal, Dalam
  4. Persija, Persib, seri, kecewa, dalam
Jawaban: d. Persija, Persib, seri, kecewa, dalam

17. langkah terakhir membuat taman adalah menempatkan tanam-tanaman yang kita sediakan sesuai dengan sketsa yang dibuatnya tanam-tanaman hendaknya tidak dalam ukuran yang serupa dan warna senada usahakan membuat komposisi yang nyaman dipandang baik bentuk maupun warnanya terakhir letakkan jembatan rumah gubuk boneka atau kaca sebagai danau tiruan.
Kata-kata pada paragrap tersebut yang seharusnya diawali huruf kapital adalah …


  1. Langkah, tanam-tanaman, usahakan, terakhir
  2. Langkah, hendaknya, usahakan, terakhir
  3. Langkah, sesuai, usahakan, terakhir
  4. Langkah, usahakan, terakhir, danau
Jawaban: a. Langkah, tanam-tanaman, usahakan, terakhir

18. Deretan kata berikut yang ditulis dengan ejaan yang benar adalah ...

  1. jeruk Bali, Pulau Kalimantan, gadis Sunda
  2. Jeruk Bali, pulau Kalimantan, gadis sunda
  3. jeruk bali, Pulau Kalimantan, gadis Sunda
  4. Jeruk bali, pulau Kalimantan, gadis Sunda
Jawaban: c. jeruk bali, Pulau Kalimantan, gadis Sunda

19. Kalimat berikut yang ditulis dengan ejaan yang benar adalah ...

  1. Ayah mampu menyeberangi ke selat Sunda, dengan perahu tentunya.
  2. Sehari berlayar, dua Laut telah terlampaui.
  3. Dari Sabang sampai Merauke, berjajar Pulau-pulau.
  4. Pelaut itu telah menyeberangi satu laut dan satu pulau.
Jawaban: c. jeruk bali, Pulau Kalimantan, gadis Sunda

20. Penulisan kata-kata berikut benar sesuai dengan EYD...

  1. anti karat
  2. pascapanen
  3. meng-Indonesiakan
  4. antarsiswa
Jawaban: a. anti karat